watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KENIKMATAN GADIS BELIA

Pada tahun 1994 saya tercatat sebagai siswa baru
pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru,
yah.. acara sekolahan biasa saja masuk pagi
pulang sekitar jam 14:00 sampai pada akhirnya
saya dikenalkan oleh teman seorang gadis yang
ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolah
saya yaitu di SMPN 3.

Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu
masih agak malu-malu, saya lihat juga gadis itu
tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai
dada yang memang kelihatan lebih besar dari
anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah
umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang
manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu
putih tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi saya
165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), saya
berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited),
setelah berkenalan akhirnya kami saling
memberikan nomor telepon masing-masing,
besoknya setelah saling telepon dan berkenalan
akhirnya kami berdua janjian keluar besok
harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama
saya membuat saya deg-degan tetapi namanya
lelaki yah…, jalan terus dong.

Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya
telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk
pagarnya tidak lama setelah itu L—-muncul dari
balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia
mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira
panjangnya hampir mencapai lutut berwarna
hitam.

Saya tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau
di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya
dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan
mamanya di kota lain.

“Oohh jawab saya,” saya tanya lagi “Terus Papa
kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada
rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-
kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga
kami langsung jalan naik motorku dan tanpa
disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang,
penis saya selama jalan-jalan langsung tegang,
habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku
seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor
waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat
makan kami langsung pulang ke rumahnya
setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil
papanya belum datang.

Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa saya
kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah
menaruh motor saya langsung mengikutinya dari
belakang saya langsung melihat pantatnya yang
lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat
jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam
rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang
“Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar
pembantu itu terpisah dari bangunan utama
rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab saya.

Saya tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu
pintu pembantu kamu langsung pergi ke
belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“saya…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”,
tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam
24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Saya tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar
saya…”.

Dia bilang “Iya…”.

Lalu saya bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat
saya…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi
sebelahku, langsung saya tarik ke dalam
pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget
sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa
tanganku langsung memegang payudaranya
yang benar-benar besar itu sambil saya remas-
remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet)
diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Saya langsung mengulum telinganya sambil
berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma
mengangguk

. Payudaranya saya remas dengan
kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya,
kemudian pindah ke bibirnya langsung saya
lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu,
kamipun berpagutan saling membenamkan lidah
kami masing-masing.

Penis saya langsung saya
rasakan menegang dengan kerasnya. Saya
mengambil tangan kirinya dan menuntun
memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma
menurut saja, lalu saya suruh untuk
meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung
mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”,
kata saya.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku
langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan
membenamkan muka saya di antara
payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya
jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di
sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”. Diapun
mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya
langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya
berada di atas payudaranya, sungguh
pemandangan yang amat menakjubkan, dia
mempunyai payudara yang besar dan puting
yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar
kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main
cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua
perempuan nanti menyusui baru keluar
putingnya).

Saya jilat kedua payudaranya sambil
saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun
mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…,
sakkiitt…”, tapi saya tidak ambil pusing tetap saya
gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung
berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.
Sekarang payudara dia berada tepat di depan
wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya
yang sedikit marah, kedua tanganku langsung
meremas kedua payudaranya dengan lembut.
Diapun kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”,
kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah
saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun
memeluk kepala saya tapi tangannya saya
tepiskan.

Sekelebat mata saya menangkap bahwa
pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun
menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun
mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi
menutup pintu dengan mengendap-endap karena
bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan
kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja
akan lemas melihat payudara yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan
menuju saya. Saya pun langsung

menyambutnya dengan memegang kembali
kedua payudaranya dengan kedua tangan saya
tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali
payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun
ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya
turunkan menuju liang senggamanya sambil
terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting
payudaranya. Tangan sayapun menggosok-
gosok selangkangannya langsung saya angkat
pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah
pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang
berwarna putih saya remas-remas liang
kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun
makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…,
nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan saya
turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya
tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di
kepala muncul tanda setan).

Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi
bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun
menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin
berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di
lantai sambil saya membuka kancing celanaku
dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku,
saya tuntun tangannya untuk mengelus penis
saya yang sudah sangat tegang sehingga
sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun
mengelusnya terus mulai memegang penis saya.
Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung
berkelebat keluar hampir mengenai mukanya.

Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya
yang mempunyai ukuran lumayan besar
(diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya
menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia
kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia
menurut saja apa yang saya suruh lakukan.
Dengan terburu-buru saya pun melepas semua
baju saya dan celana saya kemudian karena dia
duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya
tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma
melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka
mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.

Setengah memaksa, saya tarik kepalanya

akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya

dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya,

langsung saya teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”,

sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan

penis saya di dalam mulutnya. “aakk…, akk…,

nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya

saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi
muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal


akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka
telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri.
Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung

berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya
langsung menubruknya sambil menjilati

wajahnya dan tangan saya meremas-remas

kedua payudaranya yang putingnya sudah

semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…,

aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku

saya turunkan ke liang kemaluannya dan

memainkan jari-jariku di sana.

Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari
saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk
membelakangiku dan saya siapkan penis saya.
Saya genggam penis saya menuju liang
senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan-
pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok
lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok
tangannyapun berpangku pada tembok sambil
mendengar dia mendesis,

“Aahh…, ssaayaa..,.
ssaayaangg…, kaammuu…”, sayapun terus
menyodok dari belakang.

Mungkin karena kering
penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya
angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya
banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala
penissaya dan batangnya dia cuma

memperhatikan dengan mata sayu setelah itu.
Saya genggam penis saya menuju liang
senggamanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu
lubangnya begitu saya sentuh lubang
kemaluannya dia pun langsung mendesis
kembali, “Ahh…, aahh…”, saya tuntun penis saya
menuju lubang senggamanya itu tapi saya
rasakan baru masuk kepalanya saja diapun
langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli
lagi.

Dengan satu hentakan yang keras saya
sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti
menyobek sesuatu maka langsung saja dia
berontak sambil berteriak setengah menangis,
“Ssaakkiitt…”. Saya rasakan penis saya sepertinya
dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan
saya terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya.
Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai
kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann..
sayang… cuman sebentar kok…”
Saya memegang kembali payudaranya dari
belakang sambil saya remas-remas secara
perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya

lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa
dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian
dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman
saya dibadan dan remasan tangan saya di
payudaranya, “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu
sayang sama lakukan?” dia berkata sambil melihat
kepada saya dengan wajah yang penuh
pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala
padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di
dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat
sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu
tempat yang dinamakan surga. “Enak sayang?”,
kataku.

Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap
mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…,
aahh…” lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-
pelan penis saya lalu saya majukan lagi tarik lagi
majukan lagi dia pun makin keras mendesis,
“Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika saya
rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya
pun mengeluar-masukkan penis saya dengan
cepat dia pun semakin melenguh menikmati
semua yang saya perbuat pada dirinya sambil
terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia
teriak

“Sayaa mauu keeluuarr…”.
Sayapun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”,

saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi
sampai-sampai saya rasakan menyentuh dasar
dari liang senggamanya tapi saya benar-benar
kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara,

“Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss”
langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…,

akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya
tahan dengan tangan saya. Saya pegangi

pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil
saya kocok penis saya lebih cepat lagi, “Akkhh…,
akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…,

akkhh…”, pegangan saya di pinggulnya saya
lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai
lemas.

Dari penis saya menyemprotlah air mani
sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott..,
ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, saya melihat air
mani saya membasahi sebagian tubuhnya dan
rambutnya, “Akhh…, thanks sayangkuu…”,
sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya
suruh jilat lagi penisku.

Diapun menjilatinya
sampai bersih. Setelah itu saya bilang pakai
pakaian kamu dengan malas dia berdiri
mengambil bajunya dan memakainya kembali.
Setelah kami berdua selesai saya mengecup
bibirnya sambil berkata, “Saya pulang dulu yah
sampai besok sayang…!”. Dia cuma mengangguk
tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin
nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah
menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan
sejuta kenikmatan.


Adult | GO HOME | Exit
1/1646
U-ON

inc Powered by Xtgem.com